"Welcome to Hole of Nightmare, dear... Oh, you can't get out of this place, don't you? That's sounds great for me..."

Minggu, 18 April 2010

Well... Saatnya saya mengungsi 8D

Ahahahaha

Minnasan, saya mau mengungsi dari blog ini dulu ne -w-
Meski agak sedih juga karena disini banyak kenang-kenangan.
Ah! Tapi blog ini gak saya hapus, jadi buat harta karun berharga gitu~

Link barunya gak terlalu ribet buat diinget =))
http://arsipbocahreiyu.blogspot.com

Saa ja ne~ XD

Kamis, 21 Januari 2010

Unforgotten Memories Part 2

Part II
-Unforgotten Memories-





Gadis ini bernama Echo Vii Springfield. Nama yang cukup simple dan mudah diingat. Begitu banyak alasan sang Ibunda Lavina memberikan nama pada anak pertamanya ini dengan Nama Echo. Apakah karena iseng semata? Entahlah. Tentu saja hanya sang ibu yang mengetahui alasannya.

Seperti yang diketahui, dalam bahasa Inggris, Echo berarti ‘gema’ atau ‘gaung’. Singkatnya adalah sebuah pantulan suara. Sang ibu saat itu memang amat gemar menyanyi dan ahli dalam daya tarik suara. Mungkin saja ia ingin menurunkan bakatnya pada sang anak. Dan Vii adalah penyambung nama, sepertinya. Lalu Springfield, dalam bahasa Inggris berarti adalah Padang Musim semi. Ini adalah nama yang mau tak mau harus disandangnya.

Echo Vii Springfield,

Miss Echo, Sound of Echo.

Gagasan yang cukup bagus dari para bawahannya untuk memberikan nama Sound of Echo kepada Pemimpin mereka. Suara yang menggema… Kiasan yang lumayan menarik. Seperti kekuatan yang dimiliki Echo, suara yang dapat mengendalikan para bawahannya dengan mudah.





“Dimana portal perbatasan dimensi?”


Seperti yang kalian ketahui di cerita yang lalu. Kilasan baliknya, ditemukan salah satu kepingan Heartless yang muncul di kediaman keluarga Springfield. Echo melihat keadaannya karena perintah tetapi portal menuju Hole of Nightmare terbuka. Dan ia didorong masuk oleh ayahnya kedalam dunia kegelapan tersebut. Kemudian ia diangkat menjadi Penguasa Hole of Nightmare. Tak terasa 2 hari dilaluinya disana, Echo berkelana dengan seorang pemuda yang katanya adalah seorang Knight bernama Jack atau Jacob. Saat ini, mereka sedang mencari jalan keluar dari dimensi tabu itu.

“Mana kutahu…” Echo lagi-lagi berkepribadian suram.

“Kau itu Penguasa dunia gelap dan tabu ini, tapi tak tahu apa-apa…” Jack tersenyum tipis dan menggandeng tangan Echo. Lagipula ia tak mau memaksakan kehendaknya, toh Echo sendiri juga baru.

Gadis bergelas light blue itu memalingkan wajahnya. Memang menyenangkan menjadi ‘Penguasa’, namun para ‘bawahannya’ sama sekali tidak membantu. Teringat pada sang adik di rumahnya, membuat dadanya terasa sakit seperti dihantam ribuan tombak.

…”Kau tak apa?” Jack bertanya pada Echo dengan suara pelan dan tanpa menoleh.

Nona Penguasa ini terdiam. “Aku.. tak apa..” ia menundukkan wajahnya, teringat akan sebuah janji pada adik kesayangannya, Alice.

“Kak, setelah kakak pergi.. Cepat pulang yah… Aku nggak mau..kesepian…”

“Tenang.. Kakak janji… aku pasti… akan pulang dengan selamat, untuk menemanimu…”


Kata-kata itu terus menghantuinya. Mengingat hal itu tiba-tiba ingatannya berkelit. Muncul kenangan-kenangan buruk yang sudah lama ia lupakan. Gadis itu terpuruk dalam kesedihan yang mendalam, lalu ia terduduk. Tangannya melepas genggaman Jack. Nona manis ini sedang shock.

“Ke..na..pa…? Kenapa kenangan itu terus menghantuiku! Kuharap.. mimpi buruk ini segera berakhir!!” Echo makin shock, airmata mulai muncul di pelupuk matanya, dan menetes. Tak dapat dihentikan lagi. Melihat nona didekatnya itu menangis, Jack mendekat dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.

…”Aku memang tak tahu apa-apa. Namun, aku tahu bagaimana rasanya.. Perasaan ‘dingin’ saat terpuruk dalam kesendirian.. aku juga pernah mengalaminya.. Kau kesepian, kan?” suaranya terdengar pelan, namun bijak. Hatinya yang membeku telah luluh-lantah karena perkataan itu. Echo menangis dalam pelukan itu, hingga akhirnya ia tertidur sejenak. Baginya ini adalah kenangan terindah selama di Hole of Nightmare.

‘Andaikan aku dapat keluar dari mimpi buruk itu.. Aku takkan menderita seperti saat ini…”


~:*****************************:~



Tak terasa sudah menuju hari ketiga. Echo berjalan cepat sambil menuntun Jack yang ada dibelakangnya. Ia sangat terburu-buru karena menurut para AXLE, ada sebuah portal dimensi terbuka menuju dunia nyata. Setelah cukup lama perjalanan yang mereka tempuh, sampailah kedua orang ini disebuah ‘pintu’. Tanpa basa-basi lagi, Echo membuka pintu itu. Dan amat sangat sulit dipercaya. Keduanya berada di halaman depan Kediaman Springfield.

“Echo-oneesama? Itukah kau?” terdengar suara nyaring nan merdu yang taka sing ditelinganya. Matanya sejenak melirik kesegala penjuru, mencari suara tersebut. Ia mendapatkan seorang wanita berambut pirang keemasan dan bermata emerald green dari kejauhan, sedang berlari kearahnya. Tak salah lagi, ia adalah Alice, adik kesayangannya.

…”Alice!!” Echo amat gembira melihat adiknya. Senyuman manis berkembang di bibirnya. Dipeluknya adik tersayang dengan rasa penuh rindu.

“Kemana saja selama ini kak? Aku terus menunggu kehadiranmu…” Alice membalas pelukan kakaknya. Ia sekilas melihat seorang pemuda tampan yang rupa-rupanya tak asing di matanya.

“Lho? Kau Jack, Jacob Klysierr yang ada di Hole of Nightmare itu kan? Kenapa kau bisa sampai disini?” tanya Alice yang kemudian melepas pelukannya dari Echo.
‘Tunggu.. Alice mengenal Jack? Mengapa ia bisa kenal?’ Echo bergumam sejenak.

“Ah! Kau tawanan di Hole of Nightmare itu kan? Kalau tidak salah.. Alice kurasa?” Jack tersenyum pada gadis bergelas emerald green yang ada di hadapannya. Sungguh mengejutkan jika Alice memasuki dunia yang sama dengan Echo.

…”Ah.. Jadi, gadis yang kau ceritakan waktu itu adikku ya?”

“Adik? Tunggu.. kalian kakak beradik?” Jack menjadi keheranan. Pantas saja kedua gadis didepannya terlihat amat mirip sekali.

“Tentu saja, bodoh! Ahahahahahahahaha!!” Echo dan Alice tertawa melihat Jack yang menjadi salah tingkah itu. Akhirnya mereka bertiga saling menertawakan satu sama lain. Benar-benar hari yang penuh canda dan tawa.





Mungkin sudah takdir kalau usianya harus bertambah tiga tahun, bukannya tiga hari. Artinya, selama tiga tahun itu gadis bergelas light blue itu menjalani hidupnya di Hole of Nightmare selama 3 hari! Sungguh aneh tapi itulah takdir.

“Hei, dik.. Kenapa kamu bisa masuk Hole of Nightmare? Berapa lama dikurung?”

“Entahlah, aku tak tahu juga… Disana aku hanya terkurung selama satu hari waktu Hole of Nightmare, atau satu tahun di dunia nyata.” Alice hanya mengangkat bahunya, ia sendiri tidak tahu pasti mengapa masuk ke dalam dimensi tersebut. ”Aku yakin semua orang akan terkejut saat mengetahui kepulanganmu.. Kukira kau telah tiada…”, lanjut gadis berambut pirang keemasan itu sambil mengibaskan rambutnya yang terurai panjang.

“Hee.. Mereka tak perlu repot-repot untuk terkejut karena kedatanganku..” Echo tersenyum kecil. Diliriknya Jack yang dari tadi hanya diam saja, tak bergeming. Ia menghela napas, kemudian ia menyikut Jack.

“Kau itu.. bicara dong! Jangan merasa terasingkan begitu..”

Jack hanya tersenyum. Masih tak mau membuka mulutnya. Echo tak merasa puas, akhirnya dicubit pipi Jack dengan pelan “Bicara atau kucubit terus nih?”

“Aduduh.. iya, iya..” katanya. Kemudian Jack menggendong Echo dengan gaya bridal style. Echo memerah, tak dapat berkata apa-apa. Melihat itu, Jack tertawa kecil lalu menurunkan Echo.

Hari itu penuh dengan canda tawa dan kegembiraan. Lalu acara makan malam penyambutan kembalinya Echo sudah selesai dipersiapkan. Hari itu adalah sehari sebelum acara ulang tahun kedua kakak beradik ini. Alice merasa tidak dianggap dan terkucilkan, makanya ia memilih untuk tetap diam.

“Alice, kau kenapa?” Echo menepuk pundak Alice yang sedang melamun. Karena itu Alice terbangun dari lamunannya.

Mendengar sang kakak bertanya seperti itu, ia terdiam sejenak. Lalu menunjukkan senyuman manis di bibirnya. “Aku tak apa-apa kok…”

“Kau tak senang dengan kepulanganku?”

“Tentu saja aku senang..” Alice memeluk kakaknya dengan erat. Kemudian ketiganya melanjutkan perjalanan kearah ruang makan. Sesampai disana, mereka duduk di kursi masing-masing dan dilihatnya di meja makan terhidang berbagai makanan. Echo duduk di kursi paling ujung, menandakan bahwa ia adalah ketua atau pemimpin. Semua orang di dalam ruangan itu menyantap hidangan masing-masing. Kecuali Echo, ia merasa tak berselera makan.

“Aku sudah kenyang…” gadis ini bangkit dari tempat duduknya. Padahal makanan miliknya belum habis dimakan. Tiba-tiba seorang maid menghampirinya.

“Nona, ada suatu informasi dari para Shrine Maiden kalau…” maid itu membisikkan suatu hal penting dengan pelan hingga tak ada yang dapat mendengarnya kecuali Echo.

“Hm? Baik.. Aku mengerti…” ia menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Kemudian memilih untuk kembali duduk dan menyeruput tehnya. Maid itu segera kembali ketempat.

“Oneesama.. ada apa?” Alice penasaran dengan apa yang tadi disampaikan maid untuk Echo, kakaknya.

“Tidak, bukan apa-apa.. Ohya, Jack.. Kau tinggallah dirumah ini. Bagaimana?”

“Sudahlah, tak usah repot-repot..”

Echo tidak mendengarkan perkataan Jack. “Maid, siapkan kamar untuk tuan Klysierr. Perlakukan dia sebagai tamu penting dirumah ini.” Perintah Echo sambil menyeruput tehnya beberapa teguk lagi. Para maid mengangguk dan segera menjalankan perintah. Ia ingin sahabat barunya untuk menetap di kediaman ini.

Melewati tiga hari di Hole of Nightmare, kembali setelah tiga tahun, menjadi seorang ‘Penguasa’ Hole of Nightmare, entah hal ini merupakan pertanda manis, ataukah pertanda buruk baginya. Orang-orang terutama para The Great Aristocratic Families pasti akan sangat terkejut apabilaa mengetahui bahwa nona manis ini merupakan Penguasa Dunia Terkutuk dan tabu di dunia lain. Itulah takdir untuknya, dan takdir itu tak dapat dielakkan tentu. Ini menjadi rahasia kecil antara Echo dan kawannya Jack.

Tetapi, kebahagiaan itu tak akan bertahan dengan lama. Kebahagiaan takkan selalu menemanimu, Echo. Ingatlah itu.



~:*****************************:~



Malam yang dingin. Echo keluar dari kamarnya dan menuju balkon. Ia menatapi langit-langit yang berhiaskan gemerlap bintang, tidak seperti dulu saat ia masih ada di Hole of Nightmare. Memandangi pemandangan yang indah, suasana begitu sunyi karena semua orang telah tertidur dengan lelap. Kesunyian itu terpecah ketika gadis ini bersenandung sebuah lagu.

Every time you kissed me
I trembled like a child
Gathering the roses
We sang for the hope

Your very voice is in my heartbeat
Sweeter than my dream
We were there
In everlasting bloom..

Roses die
the secret is inside the pain
Winds are high upon the hill
I cannot hear you
Come and hold me close
I’m shivering cold in the heart of rain
Darkness falls, I’m calling for the dawn…


“Echo-chan bernyanyi dengan suara yang amat merdu…” pemuda bergelas blue shappire itu tiba-tiba muncul dari ambang pintu kamar yang terbuka. Itu pasti Jack.

“Jangan panggil aku dengan sebutan ‘-chan’…” Echo tersenyum kecil, menyambut kedatangan Jack.

“Tidak mau.”

“Panggil Echo saja”

“Tidak..”

“Panggil!”

“Tidak..”

“Ini perintah! Panggil Echo”

"Tidak mau!"

"Huh.. Kalau begitu aku marah..."

...tertawa kecil. “Echo…”

“Nah, kau bisa kan? Jangan pakai embel chan la- “ ucapannya terhenti karena Jack telah menariknya dan memberi kecupan di bibir Echo dengan lembut. Kemudian ia melepasnya.

“Selamat tidur, Echo-chan…” Jack tersenyum lalu keluar dari kamar itu, tak lupa untuk menutup pintunya. Echo memerah, amat memerah. Tak dapat disangkal kalau ia lagi-lagi dicium dibibirnya oleh orang yang disukainya selama itu. Mungkin cintanya terbalaskan. Akhirnya gadis ini segera tidur dengan perasaan yang berbunga-bunga itu.

Kisah bahagia itu pastilah tidak langsung berhenti sampai disana. Masih ada banyak hal yang belum dikerjakan dan masih dalam kategori ‘belum diketahui secara pasti’. Apakah ada peperangan antar keluarga sekali lagi? Tidak ada yang dapat memastikannya.

Hari itu berakhir dengan berbagai kenangan dan begitu banyak kejutan didalamnya. Tak terasa memori mereka makin bertambah. Hingga tak ada yang menyadari, bahwa esok hari adalah ‘peristiwa berdarah’ di mana semua hal yang ingin kau hindari akan terjadi.

I knew this would happen happen
I know .. it's time I go back there ..
I know .. because this is destiny
The Destiny that I can’t avoid it...


~:*****************************:~