"Welcome to Hole of Nightmare, dear... Oh, you can't get out of this place, don't you? That's sounds great for me..."

Kamis, 31 Desember 2009

Unforgotten Memories

Unforgotten Memories


Featuring :
Echo Vii Springfield // Sound of Echo (NPC)
Alice Springfield // Alice
Jacob Klysierr // Jack (NPC)


Insert Song:
Every time You Kissed Me - Emily Bindinger


The Story based on 1600’s era




Night Glance City, Inggris
16 Maret 1657

Kota yang tenang. Hamparan salju mulai meninggalkan jejaknya sedikit demi sedikit. Meski udara masih dingin, ini menandakan bahwa musim semi akan datang. Kota yang penuh kedamaian, dibalik musim dingin yang akan berakhir, dan berganti dengan musim semi.

Namun..

Tidak untuk saat ini. Tak ada lagi keceriaan yang selalu terdengar oleh canda tawa anak-anak yang berlarian. Tak ada seorangpunyang sedang berkumpul, berkumpul di rumah masing-masing, berbagi kehangatan di depan tungku perapian untuk menunggu berakhirnya musim dingin.

Semua itu telah musnah.. Tragedi yang amat mengerika, kota ini sekarang berhiaskan bangunan runtuh, mayat yang tergeletak begitu saja.. Kota yang penuh dengan keceriaan itu telah sirna.. Dan berganti menjadi dengan dunia yang penuh dengan tragedi dan peristiwa berdarah.





Itulah yang dipikirkan oleh gadis bergelas light blue itu. Baginya, ini adalah sebuah peperangan yang, tak berguna sepertinya. Sebenarnya, ia sendiri tidak ingin berperang, namun semua itu baru saja dimulai.

Gadis mungil ini bernama Echo. Meski Dengan sigap ia menaiki kuda putihnya juga membawa sebilah pedang, lengkap dengan sarung pembukus pedangnya menuntun para pasukan ke tempat terjadinya perkara. Tepatnya di pusat Kota Night Glance. Seperti dugaan, tempat ini adalah tempat dimana ‘pesta berlumuran darah’ terjadi. Gadis ini masih 15 tahun, yang hanya menyandang nama keluarga Springfield dan lekas menjadi seorang Leader untuk generasi berikutnya. Hanya itulah yang dipegang teguh olehnya selama 15 tahun ini.

Meski dirinya selalu dimaki-maki oleh ayahnya sendiri, hal sepele seperti ini tidak menjadi masalah bagi gadis remaja bergelas light blue itu. Gelas light blue miliknya itu selalu mencerminkan dirinya yang pantang menyerah, dan agak terlihat suram sendu kalau sedang berganti kepribadian yang misterius. Kenapa? Karena ia adalah orang pemilik kepribadian ganda. Percayalah, jangan buat ia mengamuk. Atau nanti nyawamu akan melayang dalam sekejap.





Sepi, tak ada tanda-tanda penyerangan. Mungkin saja para The Great Aristocratic Families yang lain sedang menyiapkan strategi yang matang untuk mendapatkan Heartless. Inilah yang dilakukan para Keluarga Bangsawan selama berabad-abad lamanya.

Heartless, apakah itu? Menurut legenda mengatakan, adalah batu Kristal murni berbentuk hati yang katanya dapat mengabulkan paling mustahil sekalipun. Setelah itu, tak ada lagi informasi terperinci tentang legenda misterius bernama Heartless ini. Konon, ada yang mengatakan bahwa Heartless ini berkaitan dengan sebuah dimensi paling tabu yang ada di Night Glance City dan sekarang dijadikan sebagai penjara khusus bernama Hole of Nightmare.

Sudah lebih dari satu jam mereka disana. Akhirnya gadis bergelas light blue itu memimpin pasukannya untuk kembali ke kediaman Springfield. Sepertinya perang untuk hari ini berakhir sejenak. Walau ia sendiri tau itu adalah kemungkinan yang kecil sekali.

Dugaannya meleset dengan telak. Baru saja ia menyeruput tehnya dan bersandar di kursinya, suasana kembali genting. Menurut para Shrine Maiden – para Pendeta penjaga Heartless – memberi kabar bahwa Heartless telah terpecah menjadi 4 kepingan. Dan alangkah kagetnya mereka bahwa satu kepingan itu muncuk di kediaman ini. Echo sebenarnya ogah-ogahan, namun ini merupakan perintah.

“Echo-ojousama.. Heartless telah menampakkan dirinya..” seorang Shrine Maiden berseru. Ia amat antusias menyampaikan hal ini.

Echo merasa amat tidk senang, karena istirahatnya yang tenang itu terganggu hanya karena suatu hal. “Bisakah kau jelaskan dengan rinci, Maria?”

“Tepatnya kemarin, kami para Shrine Maiden meramalkan keberadaan batu Heartless sesuai perintah. Namun, di ramalan itu mengatakan bahwa Heartless akan terpecah menjadi 4 kepingan, Nona.” ucap Maria, sang Shrine Maiden keluarga springfield.

“Terpecah menjadi 4 keping?” Echo mengerutkan dahinya. Tidak mungkin. Mustahil Heartless terpecah menjadi 4 bagian. Kalau iya, siapakah gerangan yang memecahkan batu keramat itu? Ia berani bertaruh bahwa tidak ada seorangpun yang bisa melakukannya.

“Ya, dan kami baru saja menemukan kepingan itu di kediaman ini.” ucap si Pendeta ini tanpa menghentikan geraknya.

…”Eh?” Echo menghentikan geraknya disini. Heartless ada di kediaman ini? Yang benar- saja. Bisa-bisa terjadi perang besar-besaran di kediaman ini. Sayang beribu disayangkan, tak ada celah untuk mengelak. Gadis bergelas light blue itu mempercepat langkahnya bersama beberapa pengawal mengiring-iringi dibelakang.


...aneh tapi nyata.


Mungkin itu adalah kesan pertama yang kau dapatkan saat melihat ini. Sungguh bukan main luar biasa keajaiban ini. Kepingan Heartless sekarang berada di hadapannya. Meski hanya sepotong kecil, kekuatannya amat sangat berharga. Lalu, dimana kepingan Heartless yang lainnya?

“Echo, anakku…” suara seorang laki-laki dewasa yang tak asing baginya mengagetkan Echo. Tak lain dan tak bukan adalah sang Ayah yang amat dibenci olehnya, Raven Nel Springfield. Gadis bergelas light blue itu bergidik, tak mau membuka mulut atau menyapanya.

“Ini perintah untukmu…” mendadak muncul sebuah lubang hitam, dan pria paruh baya itu berani-beraninya mendorong anaknya sendiri kedalam lubang hitam tersebut. Echo tetap bertahan, namun pegangannya terlepas sehingga ia terseret kedalam dunia kegelapan.


I know... This is my DESTINY…
Can I escaped from thi nightmare?
I hope I can do it…


~:*****************************:~



-kelam..

Suara gemercik air terdengar samar-samar, tiupan angin, bau basah yang begitu asing untuk di hirup memecah suasana, termasuk membangunkannya dari kehampaan. Gadis ini mencoba membuka matanya.

“Lihat, sang Penguasa telah tersadar dari tidurnya…” terdengar suara-suara yang sangat asing disekelilingnya.

…Penguasa? Apa maksud perkataan mereka? Siapa mereka?

“Sst.. Jangan berisik.. Kau membuatnya terganggu…” suara-suara itu kembali bermunculan. Akhirnya Echo dapat membuka kedua matanya. Dilihat beberapa sosok monster, lalu beberapa orang yang memakai jubah berwarna hitam.

“Siapa kalian?” tanya Nona bergelas Lightblue itu dengan lantang dan tatapan yang serius, memperhatikan gerak-gerik mereka.

Tunggu, sebenarnya apa yang terjadi disini? Ia berusaha mengingat.. mendadak ingatannya berkelit sesaat, kepalanya terasa sakit dan pusing. Echo berusaha bangit, namun sebuah tangan menahan geraknya.

“Yang Mulia, Sang Penguasa Hole of Nightmare…” mereka yang ada dihadapannya berlutut dan memberikan hormat pada gadis ini yang disebut-sebut sebagai ‘Penguasa’.

Suasana begitu hening, mendadak mereka mengangkat Echo dan membawanya ke sebuah.. singgasana kerajaan sepertinya. Tapi, siapa mereka? Pertanyaan itu terukir dalam benaknya.

Kembali memejamkan mata sejenak. Rupanya monster itu menghilang dalam sekejap mata. Ia menjadi terpuruk dalam kehampaan dunia yang ia pijakkan kali ini. Selang beberapa waktu, gadis itu membuka kedua matanya. Bersandar pada tempat duduk, sambil melihat sekeliling tempat itu.


--asing…


“Rupanya ada Penguasa yang baru, ya… Tak dapat disangka-sangka kalau Penguasa kali ini… perempuan..”

Sekarang terdengar suara laki-laki. Siapa lagi dia? Echo melihat sekelilingnya, mencari sumber suara itu. Dan, aha.. didapatnya seorang lakilaki tengah berdiri dan bertepuk tangan. Pancaran mata berwarna blue shappire, dan rambut panjang pirang keemasan yang dikepang kuda. Wajah yang terlihat bijak dan senyuman yang manis muncul menghiasi wajah pria bergelas blue shappire itu.

Hal ini membuat Echo terpesona. Yang ia ingat hanyalah.. ayahnya mendorong diri Echo yang malang kedalam lubang hitam. Tapi.. kemudian ia terjatuh kemana? Apakah ia terjatuh kedalam lubang kematian seperti halnya ‘surga’ atau ‘neraka’?

…selang beberapa detik terpesona dengan pemuda itu, Echo segera menepuk-nepuk pipinya sendiri dan akhirnya kembali sadar. “Oh, maaf.. Tadi aku melamun sebentar…” ia menjadi salah tingkah. Echo merasa mulai timbul perasaan ‘suka’ terhadap orang ini. Mungkinkah cinta pada pandangan pertama? Benar-benar konyol…

“Oh ya, Nona.. apa anda baik-baik saja dengan luka dikepalamu itu?” pemuda itu mendekat dan menunjuk sebuah torehan luka yang mengucurkan banyak darah di kepala Echo yang mungil.

“…luka?” Echo mencerna setiap kata pemuda itu baik-baik. Eh?! Tak dapat disangka kalau ia sedang terluka. Dengan perlahan Echo memegang pelipisnya. Astaga! Tangannya yang mungil dan berbungkuskan sarung tangan dari kulit itu menjadi merah. Wajahnya seketika pucat dan ia tumbang disaat seperti ini. Semoga saja ada yang menolongnya.




‘Apakah pertemuan ini sudah menjadi TAKDIR? Aku tak menyangka.. akan sampai sejauh ini…’



~:*****************************:~



Semenjak Echo berada disini, kesehariannya berubah drastis. Para monster-monster yang hidup disana selalu menghormati Echo, sang Penguasa. Monster ini atau yang disebut sebagai AXLE selalu menemani Echo, bahkan sungguh baik hatinya mereka memberi nama panggilan untuk Penguasa mereka dengan nama Sound of Echo. Berhari-hari ia disana, barulah Echo menyadari suatu hal bahwa tempat ini tak lain adalah Hole of Nightmare.

Pemuda bergelas blue shappire itu sudah sering menemani dan bertemu dengannya. Meski sering bertemu, mereka hanya berbicara sedikit saja. Mungkin dikarenakan Echo yang berganti kepribadian sebagai seorang Echo yang Misterius dan suram.

“Kenapa kau bisa sampai ditempat ini, Nona?” pemuda itu membuka topik pembicaraan.

“Entahlah… aku tak mau meningat hal seperti itu…” Echo berkata dengan amat simple.

Biasanya, setelah itu pembicaraan mereka akan terhenti. Kedua orang itu saling diam tak bergeming. Memangnya kau harus membayar untuk berbicara sepatah-dua patah kata? Karena ia makin tertarik dengan Nona berkepribadian ganda ini, pemuda ini terus mengajak mengobrol.

“Oh begitu… perkenalkan, namaku Jacob Klysierr. Orang-orang memanggilku dengan nama Jack atau Jacob. Bagaimana denganmu?”

…diam “…”

“Kau tentu punya nama kan, Nona?”

“ …” mengangguk, berarti YA.

“Kalau begitu siapa namamu?”

“….Echo…” kata gadis itu dengan tenang dan datar. Seperti inilah Echo yang sebenarnya, pendiam dan selalu tenang.

“Echo? Nama yang bagus.. Aku suka nama itu.” Jack tersenyum memuji pada ‘sahabat’ barunya.

“……..terimakasih…” gadis ini hanya tersipu-sipu dan menunduk.

Keduanya telah rehat sebentar. Tak terasa sudah 2 hari terperangkap disana. Disaat-saat seperti itu, Echo mendapat kabar bahwa ada seseorang selain mereka yang terperangkap pula ditempat itu.

“Kau tahu, Echo.. Sebenarnya ada seorang lagi yang menjadi tawanan disini.” ucap Jack dengan pelan.

“….oh… Aku tak peduli akan hal itu…” Echo seperti biasa, merespon atau menjawab dengan simple dan tidak ribet. Seperti yang diketahui, ia berkepribadian ganda.

Jack tersenyum melihat Echo yang sering salah tingkah itu. “Saat kutanya padanya, ‘Siapa namamu?’, gadis itu menjawab bahwa namanya adalah.. siapa ya.. aku lupa akan hal itu. Hehehe” cengir Jack. Mendengar hal itu, Echo sempat-sempatnya kembali ceria seperti dulu.

“Ahahahahaha! Rupanya Jack pelupa! Ahahahaha!”

“Syukurlah akhirnya kau bisa tertawa juga…”

“Maaf, maaf.. Aku ini kan kepribadian ganda jadi aku kemarin tak bisa terta-“, sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, Jack segera mencium pipinya dan segera tersenyum.

“Kau benar-benar aneh…” ucapnya. Lalu ia mengacak-acak rambut Echo dengan pelan. Mendapat ciuman di pipi saja sudah membuat Echo memerah.

Gadis bergelas light blue itu mengalihkan pandangannya ke langit-langit tak berporos, berwarna hitam pekat. “Itulah takdir…” katanya singkat.


‘Kuharap… Kenangan ini akan terus terkenang dihatiku…’


~:*****************************:~




Oh oke, chapter 1 akhirnya di post juga.. m (_ _) m
maaf banget kalo jelek =w=

0 komentar:

Posting Komentar